27/06/13

5 Hal Unik Dalam Menyambut Bulan Ramadhan

Ramdhan telah tiba di depan kita semua. tak terasa kita akan berjumpa lagi dengan bulan nan suci ini. namun dalam hal menyambut bulan suci ramadhan itu ada hal2 yang membuat kita tercenggan akan halnya tradisi masyarakat indonesia.

5 Tradisi Unik Menjelang Ramadhan

1. Munggahan
Munggahan itu berasal dari kata 'unggah', dalam kamus kecil bahasa Sunda artinya kecap pagawean nincak ti han-dap ka nu leuwih luhur, naek ka tempat nu leuwih luhur (Danadibrata, 2006:727) yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah kata kerja beranjak dari tempat rendah ke tempat atas.

Makna harfiah dari Munggahan itu sendiri adalah proses peningkatan iman dan takwa setiap individu sebelum menjalani ibadah bulan ramadhan. Atau dengan kata lain, persiapan ruhaniah sebelum berpuasa.
Tradisi Munggahan biasanya dilakukan oleh masyarakat Sunda sehari menjelang bulan Ramadhan. Acara munggahan sendiri biasanya dilakukan dengan berbagai cara, seperti makan-makan di siang hari bersama keluarga besar, mengundang tetangga untuk melakukan pengajian hingga mendengarkan ceramah seputar Ramadhan. Intinya seluruh keluarga berkumpul untuk saling bersua sambil saling bermaaf-maafan sebelum menjalani ibadah puasa.


2. Padusan
Di daerah Klaten, Boyolali, Salatiga dan Yogyakarta kita mengenal tradisi Padusan. Sebuah tradisi yang dilakukan dengan upacara berendam atau mandi di sumur-sumur atau sumber mata air ditempat-tempat kramat. Tradisi ini bermakna agar jiwa dan raga seseorang yang akan melakukan ibadah puasa dibersihkan secara lahir dan batin.

3. Balimau
Di daerah Sumatera khususnya Sumatera Barat, ada tradisi yang hampir sama dengan Padusan, yakni tradisi Balimau. Tradisi Balimau dilakukan oleh masyarakat Sumatera Barat mulai dari matahari terbit hingga terbenam sehari sebelum bulan Ramadhan. Mereka berbondong-bondong mendatangi area-area pemandian umum seperti sungai maupun danau untuk 'Balimau'. Tradisi “Balimau” memiliki makna mengeratkan tali silaturrahim dan menyucikan diri sejalan dengan ajaran agama Islam.  Dalam Islam kita mengenal kebersihan itu sebagian dari iman.


4. Dugderan
Tradisi "Dugderan" ini berasal dari kota Semarang, Jawa Tengah. Nama "Dugderan" sendiri berasal dari kata "Dug" dan "Der". Kata Dug diambil dari suara dari bedug masjid yang ditabuh berkali-kali sebagai tanda datangnya awal bulan Ramadhan. Sedangkan kata "Der" sendiri berasal dari suara dentuman meriam yang disulutkan bersamaan dengan tabuhan bedug.
Tradisi yang sudah berumur ratusan tahun ini biasanya digelar kira-kira 1-2 minggu sebelum puasa dimulai. Karena sudah berlangsung lama, tradisi Dugderan ini pun sudah menjadi semacam pesta rakyat. Puncak dari acara ini adalah saat pengumuman kapan dimulainya tanggal 1 ramadhan.
 

5. Nyorog
Tradisi ini berasal dari Betawi." Nyorog" mempunyai arti membagi-bagikan bingkisan makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua, seperti Bapak/Ibu, Mertua, Paman, Kakek/Nenek, sebelum datangnya bulan Ramadhan. Biasanya bingkisan tersebut  berisi bahan makanan mentah, tapi ada juga yang berisi daging kerbau, ikan bandeng, kopi, susu, gula, sirup, dan lainnya. Tradisi "Nyorog" memiliki makna memperat tali silaturahmi dan sebagai tanda saling mengingatkan jika bulan suci Ramadhan akan segera datang.