Pernahkah Anda berpikir tentang semua data yang diberikan saat mendaftar jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, atau lainnya bisa menjadi petaka bagi diri sendiri? Analis mengatakan jejaring sosial bisa dibilang sama berbahayanya dari para hacker atau pencuri data.
Bagaimana tidak, seseorang diharuskan menulis berbagai data pribadi saat mendaftar ke jejaring sosial. Mulai dari nama lengkap, tanggal lahir, tempat tinggal, hingga sejarah tempat bersekolah dan bekerja. Bahkan lebih lagi, jejaring sosial Facebook telah mengadaptasi teknologi pendeteksi wajah yang dapat mengenali penggunanya lewat foto.
Hal ini diucapkan oleh Chief Privacy Officer Facebook, Erin Egan, yang menjelaskan tentang kebijakan privasi perusahaan media sosial populer di dunia. Erin memperkenalkan tentang teknologi terbaru pengenal wajah lewat foto. Jika ingin berpikir kritis, sebagaimana dikutip CNet, Kamis (12/9/2013), kata-kata Erin bisa ditranslasikan menjadi, "Kami akan menggunakan semua data yang Anda berikan, termasuk wajah Anda, untuk menghasilkan uang bagi kami."
Tapi tak hanya Facebook yang melakukan hal ini, melainkan berbagai jejaring sosial lain bahkan layanan penyedia email dari Google. Gmail memiliki kebijakan privasi tersendiri yang menyebutkan pengguna email tak berhak apapun terhadap email yang dikirim lewat Gmail akan diperiksa lebih dulu oleh Google.
Menyoal hal tersebut, kebijakan privasi Google pernah dimejahijaukan oleh badan pengawas hak privasi, Consumer Watchdog. Namun hasilnya, Google tetap akan memeriksa tiap email yang dikirim melalui atau ke akun Gmail seseorang.
Beberapa minggu lalu, perusahaan sistem keamanan High Tech Bridge pernah menguji sejauh mana media sosial membuka lampiran yang ada pada pesan pribadi penggunanya. Hasil menyebutkan, enam dari 50 media sosial yang diuji melakukan pengecekan terhadap lampiran dalam pesan pribadi penggunanya. Tiga di antaranya adalah Google, Facebook, dan Twitter.
Hal ini, masih menurut sumber yang sama, tak ada bedanya dengan apa yang dilakukan oleh badan intelijen Amerika, National Security Agency (NSA). Intel Amerika melakukan pengintaian dan penyadapan pada banyak perusahaan dan bahkan sampai privasi seseorang. Kendati demikian, jawaban yang dipegang oleh Google, Facebook, Apple, Twitter, dan NSA sama sekali tiada beda: "Percayalah pada kami. Kami hanya melakukan tugas kami. Dan kami tahu mana yang benar dan salah,"
Bagaimana tidak, seseorang diharuskan menulis berbagai data pribadi saat mendaftar ke jejaring sosial. Mulai dari nama lengkap, tanggal lahir, tempat tinggal, hingga sejarah tempat bersekolah dan bekerja. Bahkan lebih lagi, jejaring sosial Facebook telah mengadaptasi teknologi pendeteksi wajah yang dapat mengenali penggunanya lewat foto.
Hal ini diucapkan oleh Chief Privacy Officer Facebook, Erin Egan, yang menjelaskan tentang kebijakan privasi perusahaan media sosial populer di dunia. Erin memperkenalkan tentang teknologi terbaru pengenal wajah lewat foto. Jika ingin berpikir kritis, sebagaimana dikutip CNet, Kamis (12/9/2013), kata-kata Erin bisa ditranslasikan menjadi, "Kami akan menggunakan semua data yang Anda berikan, termasuk wajah Anda, untuk menghasilkan uang bagi kami."
Tapi tak hanya Facebook yang melakukan hal ini, melainkan berbagai jejaring sosial lain bahkan layanan penyedia email dari Google. Gmail memiliki kebijakan privasi tersendiri yang menyebutkan pengguna email tak berhak apapun terhadap email yang dikirim lewat Gmail akan diperiksa lebih dulu oleh Google.
Menyoal hal tersebut, kebijakan privasi Google pernah dimejahijaukan oleh badan pengawas hak privasi, Consumer Watchdog. Namun hasilnya, Google tetap akan memeriksa tiap email yang dikirim melalui atau ke akun Gmail seseorang.
Beberapa minggu lalu, perusahaan sistem keamanan High Tech Bridge pernah menguji sejauh mana media sosial membuka lampiran yang ada pada pesan pribadi penggunanya. Hasil menyebutkan, enam dari 50 media sosial yang diuji melakukan pengecekan terhadap lampiran dalam pesan pribadi penggunanya. Tiga di antaranya adalah Google, Facebook, dan Twitter.
Hal ini, masih menurut sumber yang sama, tak ada bedanya dengan apa yang dilakukan oleh badan intelijen Amerika, National Security Agency (NSA). Intel Amerika melakukan pengintaian dan penyadapan pada banyak perusahaan dan bahkan sampai privasi seseorang. Kendati demikian, jawaban yang dipegang oleh Google, Facebook, Apple, Twitter, dan NSA sama sekali tiada beda: "Percayalah pada kami. Kami hanya melakukan tugas kami. Dan kami tahu mana yang benar dan salah,"
Awas, Bahaya Jejaring Sosial Hantui Manusia
4/
5
Oleh
Bangk Bensap
Terimakasih sudah berkomentar dengan baik, sopan dan tidak mengandung spam di Bensap - Personal Blog Inspiration For E-learning, silahkan berkomentar sesuai artikel dan apabila ada artikel yang tidak bekerja silahkan berikan komentar di menu berikan masukkan.
Maaf, memasukkan link ke dalam komentar akan DIHAPUS.
Ttd : Beni Saputra