29/09/13

Awas, Bahaya Jejaring Sosial Hantui Manusia

Pernahkah Anda berpikir tentang semua data yang diberikan saat mendaftar jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, atau lainnya bisa menjadi petaka bagi diri sendiri? Analis mengatakan jejaring sosial bisa dibilang sama berbahayanya dari para hacker atau pencuri data.

Bagaimana tidak, seseorang diharuskan menulis berbagai data pribadi saat mendaftar ke jejaring sosial. Mulai dari nama lengkap, tanggal lahir, tempat tinggal, hingga sejarah tempat bersekolah dan bekerja. Bahkan lebih lagi, jejaring sosial Facebook telah mengadaptasi teknologi pendeteksi wajah yang dapat mengenali penggunanya lewat foto.

Hal ini diucapkan oleh Chief Privacy Officer Facebook, Erin Egan, yang menjelaskan tentang kebijakan privasi perusahaan media sosial populer di dunia. Erin memperkenalkan tentang teknologi terbaru pengenal wajah lewat foto. Jika ingin berpikir kritis, sebagaimana dikutip CNet, Kamis (12/9/2013), kata-kata Erin bisa ditranslasikan menjadi, "Kami akan menggunakan semua data yang Anda berikan, termasuk wajah Anda, untuk menghasilkan uang bagi kami."

Tapi tak hanya Facebook yang melakukan hal ini, melainkan berbagai jejaring sosial lain bahkan layanan penyedia email dari Google. Gmail memiliki kebijakan privasi tersendiri yang menyebutkan pengguna email tak berhak apapun terhadap email yang dikirim lewat Gmail akan diperiksa lebih dulu oleh Google.

Menyoal hal tersebut, kebijakan privasi Google pernah dimejahijaukan oleh badan pengawas hak privasi, Consumer Watchdog. Namun hasilnya, Google tetap akan memeriksa tiap email yang dikirim melalui atau ke akun Gmail seseorang.

Beberapa minggu lalu, perusahaan sistem keamanan High Tech Bridge pernah menguji sejauh mana media sosial membuka lampiran yang ada pada pesan pribadi penggunanya. Hasil menyebutkan, enam dari 50 media sosial yang diuji melakukan pengecekan terhadap lampiran dalam pesan pribadi penggunanya. Tiga di antaranya adalah Google, Facebook, dan Twitter.

Hal ini, masih menurut sumber yang sama, tak ada bedanya dengan apa yang dilakukan oleh badan intelijen Amerika, National Security Agency (NSA). Intel Amerika melakukan pengintaian dan penyadapan pada banyak perusahaan dan bahkan sampai privasi seseorang. Kendati demikian, jawaban yang dipegang oleh Google, Facebook, Apple, Twitter, dan NSA sama sekali tiada beda: "Percayalah pada kami. Kami hanya melakukan tugas kami. Dan kami tahu mana yang benar dan salah,"

Twitter Kembangkan Sistem Peringatan Bencana

Belum lama ini Twitter mengumumkan akan membantu para penggunanya untuk menerima peringatan khusus dari instansi pemerintah setempat ketika terjepit dalam keadaan darurat. 

Caranya mudah, pengguna cukup melakukan pendaftaran melalui aplikasi micro blogging tersebut. Kemudian Twitter akan memberi umpan balik dengan mengirim pemberitahuan ke akun pengguna dan pesan teks (SMS).

Beberapa lembaga pemerintah yang sudah menyetujui keterlibatannya dalam program ini antara lain US Federal Emergency Management Agency (FEMA), Tokyo Disaster Prevention Service, dan World Health Organization (WHO).

Dilansir dari PCPro, Kamis (26/9/2013), program peringatan itu dimulai sejak satu tahun lalu setelah Twitter mampu menjelma menjadi media penyelamat bagi warga yang terdampar di peisir timur Amerika Serikat (AS) ketika badai Sandy memporak-porandakan hidupnya.

Tak hanya itu, Twitter juga memainkan peranan penting sebagai penyambung hidup korban Tsunami di Jepang pada 2011. Ya, berkat jejaring sosial berlogo burung biru itu berbagai bala bantuan untuk keberlangsungan hidup para korban berdatangan. 

Program ini awalnya hanya tersedia di AS, Jepang, dan Korea yang rawan disinggahi berbagai bencana alam. Tetapi, melihat pentingnya program ini pemerintah bersama lembaga-lembaga yang terlibat pun berencana untuk memperluas ke negara-negara lain.

Seorang administrator FEMA, Craig Fugate mengatakan bahwa layanan ini mampu menjadi ujung tombak bagi penanggulangan bencana pada era smartphone masa kini.

“Hari ini kita memiliki media pemberitahuan dini dua arah, yaitu warga bisa diberi tahu tentang bahaya bencana secara real time atau melalui manajer darurat yang menerima umpan untuk segera memberi peringatan,” jelas Fugate.

China Kembali Blokir Facebook

Jejaring sosial seperti Facebook memang dikenal tak dapat diakses di negara komunis China. Kabar terbaru menyebutkan China kembali meningkatkan pemblokiran situs Facebook di beberapa wilayah lainnya.

Tak hanya Facebook, beberapa jejaring sosial lain seperti Twitter dan situs berita yang sensitif terhadap politik juga terkena blokir oleh pemerintahan China akhir pekan ini. Penambahan wilayah yang diblokir menjadi ke seluruh China, namun ada sebagian wilayah yang masih bisa mengaksesnya.

Wilayah tersebut hanya pada rentang jarak 17 mil dari pusat kota Shanghai yang mana merupakan daerah perdagangan bebas. Selain itu, jangan harap bisa bebas mengakses situs-situs populer di dunia.

Sebelumnya China telah memblokir Facebook dan Twitter sejak pertengahan 2009 lalu setelah terjadi konflik yang menewaskan banyak orang di wilayah Xinjiang. Konflik tersebut, sebagaimana dikutip dariDaly Mail, Jumat (27/9/2013), disebabkan oleh situs jejaring sosial. Sedangkan situs berita The New York Times diblokir setelah memberitakan tentang kasus korupsi salah seorang di pemerintahan China

Edit Post Di Facebook

Facebook akhirnya menyediakan fitur untuk 'Edit Post' pada laman jejaring sosial tiap pengguna. Fitur ini merupakan salah satu yang paling dinantikan oleh para Facebookers.

Update terbaru dari aplikasi Facebook untuk Android memunculkan sebuah tombol yang dapat mengedit postingan dan komentar, sekaligus menampilkan perubahan yang telah dibuat. Namun tidak semua perangkat Android sudah bisa menikmati fitur terbaru ini.

Sebagaimana dikutip dari Mashable, Jumat (27/9/2013), Facebook mengkonfirmasi fitur tersebut akan tersedia di aplikasi Facebook untuk Android dan web esok hari. Untuk sementara ini fitur edit post ini belum tersedia pada aplikasi Facebook di berbagai perangkat Apple. Tombol untuk mengedit postingan ini bisa didapat pada pojok kanan atas berupa panah mengarah ke bawah. 

Fitur terbaru ini merupakan fitur yang banyak dikritisi oleh para pengguna sebelumnya. Menurut survei, tak sedikit orang yang merasa menyesal setelah menulis sebuah postingan di Facebook. Lebih lagi fitur edit post ini sudah lama tersedia pada jejaring sosial pesaing, Google+.

XL Akuisisi AXIS

Setelah lama tersiar kabar akan halnya Axis, akhirnya un jadi kenyataan. menurut salah satu situs online Okezone.com. Operator telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (XL) telah resmi mengakuisisi PT Axis Telekom Indonesia (AXIS). Kesepakatan ini diharapkan dapat mendorong konsolidasi yang akan mendukung pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia.

terungkap poin-poin kesepakatan perjanjian jual beli bersyarat. Salah satu poin ialah, Teleglobal (anak perusahaan Saudi Telecom Company) akan menjual 95% saham di AXIS kepada XL.

100 persen perusahaan AXIS dinilai sebesar USD865 juta (sekira Rp9,5 triliun), dengan catatan buku AXIS bersih dari utang dan posisi kas nol (cash free and debt free). Uang ratusan juta dollar Amerika Serikat itu kabarnya digunakan untuk  membayar nilai nominal saham AXIS, serta membayar hutang dan kewajiban AXIS.

Penyelesaian transaksi akan dilakukan setelah terpenuhinya kondisi yang disepakati antara lain, diperolehnya persetujuan dari instansi pemerintah terkait. Selain itu, persetujuan pemegang saham XL melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) serta tidak ada perubahan dari kepemilikan spektrum.

Manfaat Akuisisi AXIS oleh XL 

Lebih dari 65 juta pelanggan akan diuntungkan melalui kualitas layanan yang lebih prima dan cakupan jaringan yang lebih luas. Transaksi ini akan mendukung pengembangan industri telekomunikasi Indonesia sekaligus menjadi referensi untuk ekspansi bisnis yang berfokus pada pertumbuhan dan belanja modal yang efisien.

Tidak hanya itu, akuisisi ini mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Rencana Broadband Nasional. Mengatasi permasalahan yang dihadapi XL melalui tambahan kapasitas spektrum untuk XL dan setelah transaksi ini mendapatkan persetujuan dari instansi pemerintah terkait, maka operator dapat meningkatkan kualitas layanan pelanggan dan memaksimalkan jaringan secara signifikan baik untuk 2G maupun 3G.

Selain itu, manfaat juga bisa dirasakan dengan pendayagunaan aset yang lebih baik, terutama untuk menara BTS XL dan peralatan jaringan, dengan pengurangan signifikan pada belanja modal (CAPEX) dan belanja operasional (OPEX).

Memperkuat posisi XL sebagai salah satu operator terdepan di industri, dengan operasi dan skala bisnis yang lebih besar, melalui jumlah pelanggan dan komunitas yang lebih besar, layanan data yang lebih kuat dan efektif untuk segmen anak muda serta bisnis yang saling menguntungkan antara XL dan AXIS yang memungkinan sinergi terhadap pendapatan dan efisiensi biaya di berbagai area.